Ternate – Dunia perfileman Maluku Utara kembali diramaikan oleh hadirnya film “KORU” yang saat ini tayang secara eksklusif di Bioskop XXI Ternate. Rabu (22/1).
Film bergenre action tersebut bercerita tentang Viko, seorang anak muda yang tumbuh dengan misi balas dendam atas kematian kedua orang tuanya, yang dibunuh secara sadis di depan matanya oleh sebuah organisasi kriminal.
Sosok Viko sendiri diperankan oleh Haidar Nazli, seorang anak muda dari suku Makian yang di masa kecilnya, tiba-tiba harus menjadi anak yatim karena kedua orang tuanya dibunuh usai menolak menjual kebun milik mereka.
Adegan film ini diawali saat Viko masih berusia 7 tahun, di mana Viko kecil diperankan oleh aktor cilik asal Weda Halmahera Tengah bernama Syahmir Rizal. Viko kecil yang dalam scene tersebut digambarkan sedang bersiap ke sekolah lengkap dengan seragam SD, harus disandra oleh anggota organisasi kriminal yang dipimpin oleh Hengky.
Viko kecil yang panik menyaksikan ayah dan ibunya yang mati mengenaskan, kemudian lari dan ditolong oleh Bani. Di tangan Bani, Viko kemudian dididik menjadi pembunuh profesional yang akhirnya berhasil membalaskan dendamnya. Film ini diakhiri dengan duel seru antara Viko dan Hengky dengan keterampilan bela diri yang memukau.
Ditemui usai Gala Premiere, Sutradara film, M. Alief Zidane mengatakan, produksi film “KORU” sejak persiapan hingga pasca produksi, memakan waktu selama 8 bulan. Alief menuturkan, Film yang diproduseri oleh M. Azwari Gailea dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Campozola Fakultas Hukum Unkhair tersebut melibatkan aktor-aktor lokal yang sebagian besar berasal dari mahasiswa Universitas Khairun Ternate.
Adapun untuk koreografi bela diri dalam adegan-adegan laga di film KORU, Alief mengaku pihaknya dibantu oleh tim dari Taekwondo Malut.
Sementara itu, M. Azwari Gailea selaku Produser film mengatakan, kendala utama dalam proses produksi film KORU adalah minimnya anggaran. Apalagi untuk sebuah film action yang membutuhkan banyak sekali adegan. Azwari mengaku, film KORU sendiri menelan biaya produksi berkisar Rp70 juta sampai Rp80 juta. Adapun anggaran produksi mereka peroleh dari anggaran milik UKM Campozola dan bantuan para donatur.
“Semula ini film pendek bergenre action, namun setelah kami berdiskusi, kami memutuskan untuk membuatnya menjadi film panjang,” ujar Azwari.
“Karena ini project mandiri, jadi kendala kami paling utama adalah budget, tapi alhamdulillah kami dibantu oleh pihak-pihak lain, di antaranya oleh Jeje Kalaodi yang menghubungkan kami dengan pihak Kota Tidore. Untuk budget sendiri film ini menghabiskan biaya sekitar Rp70 juta sampai Rp80 juta,” terang Azwari.
