dJAMAN Kecam Pernyataan Mirzan Salim yang Dinilai Provokatif dan Mengandung SARA 

Ternate – Komentar Mirzan Salim (MS) di salah satu unggahan akun Facebook pada tanggal 19 Agustus 2024, menimbulkan reaksi sejumlah kalangan.

Salah satunya datang dari mahasiswa dJaringan Mahasiswa Nuku (dJAMAN) Maluku Utara. Hal ini sebagaimana ungkapan Ketua Umum PB dJAMAN Malut, Ahmad Husain, dalam pernyataan persnya pada Selasa (20/8).

Ahmad mengatakan, pihaknya menganggap pernyataan akun MS tersebut mengandung unsur hinaan dan mendiskriminasi entitas Tidore sebagai suatu etnis yang bermartabat.

Komentar MS di Facebook, Foto: Istimewa

Bagaimana tidak, kata Ahmad, dengan menyeret nama Husain Sjah sebagai sosok Sultan dan simbol kultural masyarakat Tidore, MS dinilai meremehkan Sultan di mata etnis yang lain sebagaimana yang ditulis, yakni Morotai, Halut, Halbar, Ternate, Bacan, Sula, dan Taliabu.

“Saya menggaris bawahi narasinya yang menyebut “Balakusu emangnya Husain itu orang Morotai, Halut, Halbar, Ternate, Bacan, Sula, Taliabu pe sultan kong” adalah bentuk sikap meremehkan. Bagi kami ini bentuk penghinaan terhadap Sultan. Dan hinaan terhadap Sultan sama halnya menelanjangi orang Tidore,” ujar Ahmad geram.

Selain itu, Ketua Mahasiswa Tidore yang berkuliah di Ternate itu juga tidak terima dengan sindiran MS yang melontarkan narasi berbau SARA yang mana mengklaim suku Tidore tidak ada tandingannya dengan suku Tobelo-Galela (Togale).

“Pernyataan dia yaitu “kalo cuma pake pikiran feodal deng primordial itu Tidore dapa gulung dari Togale 3 kali lipat”, adalah sikap merendahkan harkat dan martabat orang Tidore. Narasi yang dilontarkan ini saya rasa sangat bersifat provokatif dan bisa memicu perpecahan antar suku,” jelasnya.

“Ini bukan ciri seorang terpelajar, tidak baik untuk di contohi. Cara yang dilakukan Mirzan bisa menimbulkan kekacauan, ini bodoh namanya dan tidak bisa ditolerir,” tegasnya.

BACA JUGA   Jelang Cuti, Ayah Erik Pesan ke ASN Jaga Kedisiplinan

Karena itu, jelas Ahmad, pihaknya mendesak agar dalam waktu 1×24 jam, MS segera meminta maaf secara terbuka.

“Jika tidak dilakukan, ia mungkin bisa lolos atas beberapa kasus, tetapi tidak untuk kali ini,” tukasnya.

Reporter: Tim Sentra

Editor: M. Rahmat Syafruddin