Sofifi – Memperjuangkan adat istiadat dan kearifan lokal yang selama ini sudah mulai terdegradasi tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena kita semua mendapat tantangan yang luar biasa.
Hal itu diungkapkan calon gubernur Maluku Utara Sultan Husain Alting Sjah dalam debat publik perdana Pilkada Maluku Utara di Kota Sofifi, Selasa (12/11).
Pernah menjadi Kepala Dinas Pariwisata selama empat tahun, Husain tentu paham betul lika-liku pengembangan pariwisata di Maluku Utara.
“Pengembangan pariwisata berkorelasi dengan apa yang disebut adat istiadat, karena itulah jualan kita untuk bagaimana menarik orang dari luar untuk datang ke sini (Malut),” kata Sultan Husain.
Meski begitu, Husain menyayangkan, lantaran ada beberapa kearifan lokal yang berhadapan dengan kekuatan industri yang mengancam adat istiadat.
“Saya dalam posisi Sultan, merasakan betul bagaimana perlakuan yang dilakukan kepada kami, di mana ada ketidakadilan. Oleh karena itu, saya juga sering menyuarakan ini di mana-mana, bahwa tidak boleh menganggap adat sebagai kompetitor,” terang Sultan.
“Kalau adat diperlakukan dan ditempatkan pada tempat yang semestinya, maka adat punya kontribusi terbesar untuk ketahanan nasional dan Indonesia menjadi berwarna, dan bisa dilihat oleh banyak orang serta menjadi contoh bagaimana membangun sebuah peradaban,” paparnya.
Husain mengatakan, jika dirinya dan Asrul Rasyid Ichsan terpilih pada Pilkada 27 November mendatang, maka kekuatan-kekuatan itu akan dikerahkan untuk menjaga kelestarian adat istiadat di tengah kemajuan industri.
Reporter: Tim Sentra
Editor: M. Rahmat Syafruddin