Halbar – Aliansi Mahasiswa Peduli Masyarakat (AMPM) dan Keluarga Abbas Syaifuddin menggelar aksi bersama terkait pembatalan sertifikat tanah di Jailolo Halmahera Barat (Halbar). Senin (24/2)

Aksi demonstrasi tersebut menyuarakan sejumlah tuntutan, antara lain:

1. Meminta kepada Kepala  BPN Halbar hadirkan Kepala KUPP kelas III Jailolo

2. Meminta kepada kepala Kantor BPN halbar menanyakan asal-usul tanah kepada kepala Kantor KUPP kelas III Jailolo.

3. Meminta kepada kepala KUPP kelas III Jailolo membuat surat kepada menteri Agraria bahwa, tanah yang dimaksud adalah milik ahli waris dari almarhum Abbas Saifuddin.

4. Apabila 3 tuntutan tersebut tidak diindahkan, maka AMPM akan memboikot pelabuhan dalam waktu yg tidak ditentukan.

Massa aksi berorasi di depan Kantor KUPP Kelas III Jailolo, Foto: Istimewa

Kordinator aksi, Febrianto, kepada media menyampaikan, pihaknya menggelar aksi di dua tempat, yaitu di Kantor BPN Halbar dan KUPP.

“Hari ini kita demo di dua tempat, di kantor pertanahan dan kantor perhubungan kelas III namun dua kepala kantor ini sengaja melarikan diri tanpa ada pesan apa-apa kepada bawahannya, kalau tuntutan kami dari pihak keluarga tidak ada respon maka kami akan turun aksi lg di hari Rabu,” tutur Febrianto.

Sementara itu, Faridah MA Syaifuddin, saat dihubungi media mengatakan, tanah yang menjadi objek sengketa antara pihaknya dan pihak KUPP Kelas III Jailolo tersebut merupakan milik almarhum Abbas Saifuddin yang tak lain adalah kakek kandungnya.

“Anak Abbas Saifuddin itu semua ada 13 orang dan 6 orang lahir di tanah ini, bagaimana mungkin pelabuhan klaim bahwa ini dong punya, sementara tanah ini kakek kami tidak pernah melepaskan haknya kepada siapa pun,” ujarnya.

“Pelabuhan membeli tanah tersebut dari orang yang bukan hak milik yaitu Malan Kodja dan Jan Doin yang bukan orang sini, kalau bukan orang sini mana mungkin dia bisa punya tanah di sini, sementara moyang kami itu asli Guaemaadu yang tinggal di Gufasa,” ungkap Faridah.

BACA JUGA   Ratusan Milenial Maluku Utara Padati Diskusi "Selamatkan Malut" Komunitas Milenial Projou

Reporter: Tim Sentra

Editor: M. Rahmat Syafruddin